Sabtu, 16 Maret 2019

Warga Sambut Antusias Safari Politik Ardiansyah, Caleg DPRK Aceh Timur dari Hanura

Masyarakat Gampong Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, deklarasi dukung Ardiansyah, Caleg DPRK dari Hanura dengan nomor urut partai 13. 


REALISASI.COM, IDI - Menjelang pemilu serentak pada 17 April 2019, Calon Legislatif (Caleg) DPRK Aceh Timur, dari Partai Hanura, Ardiansyah, terus melakukan safari politik ke sejumlah gampong dalam wilayah daerah pemilihan 3, Aceh Timur.

Daerah pemilihan 3 Aceh Timur, meliputi 5 kecamatan, yakni Kecamatan Serba Jadi, Simpang Jernih, Peunaron, Ranto Seulamat, dan Birem Bayeun.

Sejumlah gampong dalam Dapil 3 ini telah dikunjunginya. Kehadiran politisi muda ini, disambut antusias oleh masyarakat di setiap gampong yang dikunjunginya.

Masyarakat berharap politisi muda yang aktif sebagai wartawan Aceh Timur ini mampu menciptakan inovasi demi kesejahteraan masyarakat jika terpilih nanti.

Selain itu juga bersedia menampung aspirasi masyarakat untuk mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.


Seperti diutarakan tokoh masyarakat Blang Tualang, gampong yang berada dalam Kecamatan Birem Bayeun ini sangat terisolir, dan terpencil.

Selain itu jalan menuju ke daerah itu melalui jalan perusahaan perkebunan sawit.

 Ironisnya, menurut warga wilayah gampong tersebut terjepit, karena tanah adat gampong tersebut diklaim masuk ke dalam HGU perusahaan perkebunan sawit milik negara.

Masyarakat Gampong Alur Punti, memberikan dukungan kepada Ardiansyah Caleg DPRK dari Hanura.


Gampong Alur Punti, merupakan gampong tetangga dengan Blang Tualang yang juga diakses melalui jalan perkebunan sawit tersebut.


Dukungan terhadap Ardiansyah juga dideklarasikan oleh masyarakat Gampong Batu Sumbang, Simpang Jernih.

Tokoh masyarakat setempat berharap Ardiansyah dapat menjaga amanah yang diberikan rakyat jika terpilih menjadi DPRK nanti.

Masyarakat berharap seorang DPRK itu mampu membawa berbagai program ke daerah terpencil itu selain untuk memajukan daerah juga untuk memberdayakan masyarakat.

Menurut tokoh masyarakat Batu Sumbang tersebut, di Kecamatan Simpang Jernih, hanya tiga gampong yang bisa diakses jalan darat dari pusat kecamatan. 
Selebihnya, sejumlah gampong lagi harus ditempuh melalui jalur sungai.
Masyarakat Gampong Blang Tualang, memberikan dukungan kepada Ardiansyah Caleg DPRK Aceh Timur dari Hanura.


Artinya, pemerataan pembangunan dari segi insfratruktur belum dirasakan oleh masyarakat di Simpang Jernih.

Hal ini juga berimplikasi terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, yang didapatkan masyarakat tidak memadai.

Selaku wartawan Aceh Timur, Ardiansyah, telah mengabdikan diri untuk membantu masyarakat dengan menyuarakan segala aspirasi keluhan masyarakat di daerah terisolir melalui berita yang ditulisnya.

Karena ingin berbuat lebih baik untuk masyarakat luas dengan kapasitas yang lebih memadai salah satu misi Ardiansyah maju sebagai Caleg DPRK Aceh Timur dari partai Hanura, yaitu partai nomor urut 13.

Caleg nomor urut 1 yang juga berdarah Gayo ini berharap diberikan kepercayaan oleh segenap lapisan masyarakat Dapil 3 untuk mengabdikan diri sebagai wakil rakyat, demi memperjuangkan aspirasi masyarakat di kursi parlemen.

Minggu, 10 Maret 2019

Kurangi Risiko Gangguan Gajah, BKSDA Pasang GPS Collar Pada Dua Kelompok Gajah Liar di Aceh Timur

PETUGAS Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) memasang GPS Collar pada kelompok Gajah liar di  Aceh Timur, Aceh, Maret 2019. ist 




REALISASI.COM, IDI - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) telah berhasil memasang dua unit GPS Collar pada dua kelompok Gajah liar di Kabupaten Aceh Timur, Aceh.
Pemasangan GPS Collar ini dilakukan salah satunya untuk memantau pergerakan kelompok gajah sehingga diharapkan bisa membantu mengatasi konflik antara manusia dengan satwa yang dilindungi ini di wilayah Aceh Timur
Kedua gajah ini merupakan kelompok gajah yang habitatnya berada didalam atau bersinggungan dengan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), salah satu kawasan hutan yang luasnya mencapai 2,6 juta hektar di Aceh dan Sumatera Utara.
Pemasangan GPS Collar pertama dilakukan pada tanggal 6 Maret 2019 di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Gajah betina beratnya hampir empat ton ini berhasil dipasang GPS Collar setelah tim BKSDA Aceh dan FKL mencari gajah ini selama seharian.
Tim menemukan kelompok gajah liar ini di dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT Atakana Company yang sebagian besar telah rusak akibat konflik gajah. Gajah menyukai lokasi ini karena banyak ditumbuhi semak belukar dan hutan muda.
Gajah yang berhasil dipasang GPS Collar ini kemudian diberi nama Nadia mengingat GPS Collar tersebut merupakan sumbangan oleh Nadya Hutagalung, seorang presenter terkenal yang sangat peduli terhadap konservasi gajah.
Sementara gajah kedua dipasang GPS Collar ditemukan di Kecamatan Birem Bayeun, merupakan kelompok yang berbeda dengan Gajah Nadya.  Gajah kedua ini kemudian  diberi nama Meutia yang berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari 2 ton  ditemukan setelah tim seharian melakukan pencaharian pada 9 Maret 2018.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo dalam siaran pers yang diterima Realisasi.com, Minggu  mengatakan, pemasangan GPS Collar ini dilakukan untuk memberikan informasi posisi gajah secara berkala melalui satelit.
Salah satu tujuannya adalah memberi informasi posisi gajah sebelum masuk ke perkebunan atau lahan pertanian masyarakat sehingga dapat membantu mitigasi konflik dengan manusia diwilayah sekitarnya.
Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo

"Dengan adanya GPS Collar ini maka kita akan mengetahui posisi kelompok gajah ini sehingga bisa memberikan informasi kepada masyarakat ketika gajah mulai mendekati lahan perkebunan penduduk,” ungkap Sapto.
Sapto menambahkan, dalam jangka panjang pemasangan GPS ini juga akan sangat bermanfaat untuk mengetahui jalur jelajah kelompok gajah ini serta datanya dapat digunakan untuk penyusunan tata ruang di Kabupaten Aceh Timur dan daerah lainnya di Aceh.
Koordinator Perlindungan Satwa Liar Forum Konservasi Leuser, Dedi Yansyah mengatakan, gajah yang dipasang GPS Collar itu habitatnya didalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
Sebelum dilakukan penasangan GPS Collar, tim sudah ditugaskan berhari-hari sebelumnya untuk melacak dan mengikuti dua kelompok gajah yang menjadi target pemasangan GPS Collar. Karena tim sangat solid, pemasangan GPS Collar di Aceh Timur bisa dilakukan dengan sangat cepat.
“Pemasangan GPS Collar sengaja dipilih gajah betina dewasa karena gajah betina hidup berkelompok, sementara gajah jantan lebih sering hidup soliter atau sendiri,” sebut Dedi.
Dedi mengatakan, FKL terus membantu pemerintah untuk meminimalisir konflik satwa liar khususnya gajah sumatera dengan manusia di Aceh Timur dan beberapa daerah lain di Aceh.
“Khusus untuk Aceh Timur, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama FKL sudah membangun barrier buatan atau parit mencapai 18,6 Kilometer dari 50 km yang direncanakan. Parit buatan ini digali di batas hutan Area Penggunaan Lain dengan Hutan Produksi sehingga gajah tidak bisa masuk ke lahan masyarakat,” ujar Dedi. Sekitar 30 km barrier akan dibangun oleh 4 perusahaan yang ada disekitarnya, sambung Dedi.

Selain itu, FKL juga akan memperkuat tim di Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi dan melatih masyarakat agar bisa mandiri untuk mencegah konflik dengan satwa liar.
“FKL bersama Dinas LHK Aceh & KPH-3 Langsa juga mengopetasikan tim perlindungan satwa liar di Aceh Timur yang bertugas melakukan patroli rutin untuk memantau keberadaan gajah dan satwa liar lainnya termasuk mencegah terjadinya perburuan,” tutup Dedi.

Sabtu, 09 Maret 2019

Ribuan Generasi Milenial Meriahkan Milenial Road Safety Festival Polres Aceh Timur

Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro didampingi Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul Bin Syama'un menyerahkan hadiah dan trofi kepada juara video kreatif pada acara Milenial Road Safety Festival yang digelar Polres Aceh Timur, di Lapangan Puspemkab Aceh Timur, Minggu (10/3/2019).



Laporan SHABRINA / Aceh Timur


REALISASI.COM, IDI - Tidak hanya diikuti kaum milenial, acara Milenial road safety festival yang digelar Polres Aceh Timur, Minggu (10/3/2019) juga diikuti ribuan warga dari berbagai usia.

Amatan Serambi di lapangan, peserta tiba di lokasi acara sekitar pukul 07.00 WIB, dan langsung dibagikan kupon oleh panitia di sekitar gedung DPRK. Kemudian peserta berjalan ke jalan protokoler, jalan dua jalur ini telah ditutup sebelah untuk ketertiban acara.

Selanjutnya, Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, didampingi Wakapolres, Kompol Warosidi, membuka start jalan santai menuju Lapangan Upacara Pemkab Aceh Timur.

Setelah semua peserta berkumpul di lapangan, kemudian semua peserta mengikuti senang jantung sehat.

Setelah itu tim Satlantas Polres Aceh Timur, juga memperagakan cara berkendaraan yang benar untuk keselamatan.

Selanjutnya, Kapolres didampingi Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syamaun, dan Wakapolres juga menyerahkan hadiah kepada juara video kreatif, juara meme kreatif, dan juara favorit pilihan netizen.

Setelah pembagian hadiah, acara dilanjutkan dengan undian kupon untuk mendapatkan doorprize. Dalam even ini Polres menyediakan sejumlah hadiah doorprize, dengan hadiah utama sepeda Yamaha Mio, dan ratusan jenis hadiah lainnya.


Dalam sambutannya, Kapolres mengajak masyarakat agar memperhatikan kesehatan kendaraan jika hendak berpergian.

“Bawa kelengkapan administrasi kendaraan (SIM/STNK), dan gunakan helm. Insya Allah dengan kesiap-siagaan kita mudah-mudahan kita terhindar dari kecelakaan berlalulintas,” ungkap Kapolres. (*)

Belajar dari Kesalahan

Meski Jadi Pelajaran, tapi ada kesalahan yang akan menjadi penyesalan, dan tidak mungkin bisa diulangi lagi. Karena kesempatan itu belum ten...